Sebuah Surat Untuk Sahabatku

Teruntuk Sahabatku…

Penulis: Rudini Adz-Dzikri Harun Ar-Rasyid Arya Mujahid

Assalaamu`alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Wahai sahabatku, pernahkah dalam hatimu ingin mencintai Allah dan Rasulnya ?
Wahai sahabatku, lalu bagaimanakah kamu mewujudkannya ?
Wahai sahabatku, pernahkah kamu bertanya kenapa dakwah Islam begitu sempit ( Penyampaian materi dan hasilnya ) ?
Itu semua, karena kita tidak bisa mengenal syahadat yang diajarkan Rasul yang mampu membawa Islam hingga dikenal seluruh dunia.
Dalam SYAHADAT  bukan hanya keyakinan yang diucapkan lewat SYAHADAT AIN melalui lisan, akan tetapi disitu tersedia jalan untuk kita berjuang dengan harta dan jiwa demi tegaknya kalimat Tauhid yang maha tinggi.
Salam kenal nih kontak saya : 08983582519, hubungin ya….
 
            Wahai sahabatku bagaimanakah kabarmu hari ini? Apakah engkau sudah mempersaksikan di hadapan seluruh makhluk dan malaikat yang menjunjung ‘Arsy yang agung dan malaikat seluruhnya bahwa engkau seorang muslim? Mempersaksikan bahwa Dia lah Robb yang agung, yang paling pedih azabnya sekaligus paling luas rahmatnya, sebagai Dzat yang satu-satunya berhak diberikan seluruh kecintaan, rasa takut dan harap dengan ketundukan dan penyerahan diri yang sempurna?
Sahabatku, sudahkah engkau bertekad hari ini untuk mengerjakan sunnah Rosululloh dengan benar dan ikhlas di atas syariat yang haq, yang tidak dinodai kebatilan syahwat dan syubhat yakni dengan cara mengikuti metode pemahaman dan pengamalan islam yang dilakukan oleh sahabat yang mustaqiim?
Sahabatmu menulis risalah ini saat hatinya sedang terbang melihat sahabatnya yang mencintai agama Allah… menginginkan kebaikan pada dirinya dan orang-orang yang disayanginya…
Sahabatmu menulis risalah ini mengharapkan agar sekiranya risalah ini menjadi batu perbaikan untuk meraih metode pemahaman dan pengamalan islam yang lurus dan meraih jalan kebaikan…
Sahabatmu menulis risalah ini dengan niat -yang semoga Alloh meluruskannya- yang menginginkan kebaikan bagi engkau wahai sahabatku…
Sahabatmu menulis risalah ini dengan harapan semoga melapangkan dada, menjernihkan akal dan bisa diterima oleh hati…
Sahabatmu menulis risalah ini agar ilmu menjadi bersinar dan tersebar… dan menjadi pembuka menuju jalan ke jannah-Nya…
Sahabatmu menulis risalah ini dan sangat mengharapkan persatuan kata dalam satu shaf yang sama, bersama-sama menapaki atsar Rosullulloh dan sahabatnya dan meraih beribu-ribu keindahan iman yang dicapai tholabul ‘ilmi…
Sahabatmu menulis risalah ini dan dia yakin dengan pasti dan tanpa ragu didalamnya ada kesalahan dan kekurangan… karenanya dia memohon ampun kepada Alloh dan memohon maaf kepadamu sahabatku…

Tausiyah Untukku dan Untukmu

Sahabatku, bacalah apa yang Allah firmankan padamu…
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9)
“Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadillah: 11)
“Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu.” (Fathir: 28)
Sahabatku, ingatlah pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadamu…
“Barangsiapa yang Allah menghendaki suatu kebaikan pada dirinya maka Dia memberinya pemahaman dalam masalah dien.” (HR. Bukhori Muslim).
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi termasuk pula semut di dalam liangnya, termasuk pula ikan paus, benar-benar bersholawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan pada manusia.” (HR. Tirmidzi)
“Kelebihan orang yang berilmu atas ahli ibadah ialah seperti kelebihan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang gemintang. Sesungguhnya orang-orang yang berilmu itu adalah para pewaris para nabi. Para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil ilmu itu, berarti dia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
“Sesungguhnya para malaikat benar-benar mengepakkan sayap-sayapnya pada orang-orang yang mencari ilmu, karena ridho terhadap apa yang dicarinya.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)
“Barang siapa meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalan baginya ke surga.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa yang didatangi kematian pada saat dia sedang mencari ilmu, yang dengan ilmu itu dia hendak menghidupkan islam, maka antara dirinya dan para nabi hanya ada satu derajat di surga.” (HR. Ath-Thabrani)
Ketahuilah sahabatku… hukum mencari ilmu dien adalah wajib. Rosululloh bersabda, “Mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Ketahuilah sahabatku… diantara semua ilmu ada ilmu yang terpuji dan ada ilmu yang tercela. Dan di antara ilmu yang terpuji ada yang hukumnya fardhu ‘ain dan ada yang hukumnya fardhu kifayah. Ilmu yang hukumnya fardhu ‘ain adalah ilmu yang dengannya engkau dapat mengenal Allah, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dalam setiap gerak-gerikmu, ucapanmu, perbuatanmu yang kau tampakkan maupun yang ada di dalam hatimu. Sedangkan ilmu yang termasuk fardhu kifayah adalah setiap ilmu yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup di dunia seperti ilmu kedokteran dan farmasi.
Maka ilmu yang fardhu ‘ain wajib untuk dicari oleh setiap muslim sedangkan ilmu yang fardhu kifayah adalah wajib untuk dicari oleh seorang muslim, namun apabila sudah dikerjakan oleh sebagian muslim maka gugur kewajiban yang lain.
Ketahuilah sahabatku… jadilah salah seorang diantara dua jenis manusia. Pertama jadilah orang yang sibuk dengan dirimu sendiri dengan hal yang fardhu ‘ain. Kedua setelah selesai dengan kesibukan diri sendiri berilah manfaat pada orang lain dengan hal yang fardhu kifayah. Jangan menjadi orang yang hanya sibuk memperbaiki orang lain sebelum memperbaiki diri sendiri. Perhatikanlah hati dan amalanmu. Jika engkau belum bisa menata diri sendiri dan hatimu, maka janganlah engkau menyibukkan diri dengan yang fardhu kifayah sebab orang lain telah banyak yang mengamalkan ilmu ini. Orang yang hendak mencelakakan dirinya sendiri dengan memperbaiki keadaan orang lain adalah orang yang bodoh. Perumpamaan dirinya seperti orang yang di dalam pakaiannya tersusupi kalajengking, lalu dia mengendap-endap untuk menghalau seekor lalat agar tidak hinggap di tubuh orang lain di sampingnya.
Jika engkau sudah bisa menata diri sendiri, engkau boleh menyibukkan diri dengan ilmu yang fardhu kifayah. Mulailah mencari ilmu dari Kitabullah dan Sunnah baru engkau mendalami ilmu yang lain. Janganlah engkau menghabiskan umurmu dalam satu jenis ilmu karena ingin mendapatkan predikat spesialisasi. Sesungguhnya ilmu itu sangat banyak sementara umur manusia sangat terbatas. Maka pilihlah ilmu yang paling bermanfaat bagimu yang dengannya engkau bisa meraih ridho Allah.
Sahabatmu ini pernah mendapatkan nasihat, “Sempatkan waktumu menemui majelis-majelis ta’lim yang lurus aqidah, akhlaq dan manhajnya sekalipun harus menempuh jalan yang jauh dan sulit. Sempatkan hatimu untuk menerima belaian dan makanan berupa ilmu. Ingat dan ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu bagi hati bagaikan air bagi ikan. Apa jadinya ikan tanpa air? Lalu apa jadinya hati tanpa ilmu?”
Namun sahabatmu ini sibuk sekali dengan urusan dunia dan prestasi, menganggap bahwa dunia sudah cukup untuk menepis musibah dan meraih kebahagiaan. Kebahagiaan datang lalu pergi dan hatinya terasa begitu kering. Musibah datang silih berganti dan membuat hatinya semakin kering hingga sahabatmu ini mendapat nasehat lagi…
Zuunuun rodhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai saudaraku berdirilah di hadapan tuhanmu seperti anak kecil di hadapan ibunya. Setiap kali ia dipukul oleh ibunya, ia malah bergerak ke arahnya dan setiap kali ia diusir ia malah mendekatinya. Keadaannya tetap seperti itu sampai sang ibu mendekapnya.”
Sabarlah jika engkau sedang ditimpa musibah, berdoalah kepada Allah agar semua itu bisa mengurangi dan menghapus dosa-dosamu. Kembalilah pada Allah dan carilah solusi dari Rosulullah. Sesungguhnya dalam Islam terdapat solusi bagi seluruh permasalahan. Dan cukupkan dirimu dengan solusi yang Allah dan Rosul-Nya berikan. Karena Allah lah yang Maha Bijaksana, menentukan yang terbaik bagi hambaNya. Dan memang, solusi terbaik atas seluruh urusan adalah islam, agama yang sempurna dan indah dari segala segi. Kebahagiaan hakiki ada pada Islam.
Sahabatku… bersabarlah untuk terus melangkah menggapai manisnya iman. Kita tidak akan pernah tahu, kapan umur kita pupus. Maka manfaatkanlah waktu untuk bersegera merajut manfaat dalam ridho Allah. Perjalanan sungguh amat jauh dan berat karenanya perlu bekal yang banyak agar kita tidak merugi. Dan kumpulkan bekal itu sekarang karena kita tidak tahu sampai kapan kita hidup. Bahkan sampai besok pagi pun kita tidak tahu apakah kita masih hidup.
Kelak di akherat, Robb kita tidak akan menanyakan: Bagaimana duniamu? Apakah orang tuamu kau bahagiakan dengan duniamu?
Tidak, sama sekali tidak…
Justru Robb kita akan bertanya: Untuk apa masa mudamu kau gunakan? Dan semoga saat itu walidain kita akan bangga dengan kesholehan anaknya, bukan dengan hal-hal yang dibanggakan di dunia tapi hakikatnya menjadi tamparan yang amat menyakitkan bagi mereka di akherat. Manakah yang engkau ridho atasnya sahabatku?
Jangan tertipu oleh alasan-alasan maya yang dibisikkan syaithon untuk membenarkan yang salah, menghalalkan yang haram dan menyamarkan hal-hal yang jelas.
Sahabatku… tentulah kita semua tahu bahwa terbukanya pintu taubat adalah hingga ditariknya nyawa sampai tenggorokan. Setelah itu tertutuplah pintu taubat untuk selamanya dan tak berguna lagi penyesalan sesudah itu. Tapi sahabatku, tak seorang pun tahu kapan kematian menjemput, kapan pintu taubat ditutup, apakah tahun depan, bulan depan, malam ini atau setelah beranjak dari tempat ini?? Tak ada satu makhluk pun yang mengetahuinya hingga begitu banyak manusia meremehkan bersegera dalam bertaubat dan dalam keadaan merasa aman dengan ilmu, amal, dan agama yang ia miliki sekarang. Padahal barangsiapa yang merasa aman dengan agamanya maka Allah mencabut agamanya pada saat itu juga.
Sahabatmu ini hanya bisa berdoa semoga dalam kesendirian kita masing-masing kita tetap bersemangat berpegang teguh terhadap al-haq, tetap istiqomah, menjunjung nilai-nilai sunnah dalam setiap tingkah, langkah, menit dan detik kita. Kita berlindung kepada Allah dari fitnahnya dunia dan segala perhiasannya. Semoga kita diselamatkan dari tipu daya dan bisikan syaithon yang melalaikan kita dari mengingat agungnya akherat.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Kita sudah mengetahui maknanya. Lalu kapankah kita mengamalkan?
Risalah ini hanya sekadar mengingatkanmu sahabatku, sesungguhnya ilmu yang kita pelajari di kampus bermanfaat. Tidak ada yang melarang kita untuk mempelajarinya, bahkan sangat dianjurkan demi kemaslahatan umat Islam. Apalagi jika kita belajar untuk birul waliddain, tentu pahalanya akan lebih berlipat lagi. Tapi sekali lagi sahabatku, tentu engkau sudah mampu mempertimbangkan manakah yang seharusnya lebih didahulukan, bahwa ilmu yang kita pelajari hukumnya fardhu kifayah dan butuh ilmu yang fardhu ‘ain sebagai landasannya. Sahabatku, engkau sudah dewasa dan engkaulah yang berhak menentukan jalan yang akan engkau tempuh. Sahabatmu ini sekedar menyampaikan ilmu yang sudah sampai padanya. Karena sahabatmu ini sangat menyayangimu karena Allah dan berharap kelak bertemu denganmu di surgaNya dan masih bersamamu ketika menuai ridho-Nya dan memandang wajah-Nya. Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Dari sahabatmu…

Rudini Adz-Dzikri Harun Ar-Rasyid Arya Mujahid

TUGAS UAS BAHASA INDONESIA "AL-QUR`AN SEBAGAI PETUNJUK MANUSIA"


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Al-Qur`an merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi pedoman bagi semua manusia. Al-Qur`an sebagai kitab Allah memiliki banyak keistimewaan, yang menjadi pembeda dengan kitab-kitab Allah lainnya. Keistimewaan Al-Qur`an, diantaranya adalah sebagai petunjuk manusia di dunia dan mampu memberikan jaminan keselamatan di akhirat bagi orang-orang yang mengikuti petunjuk didalamnya. Sebagai kitab suci, isi Al-Qur`an memang benar-benar menunjukkan kepada arah keselamatan yang penjelasannya begitu sempurna, sehingga siapapun yang mampu memahami Al-Qur`an, Insyaa Allah akan selalu di bimbing oleh Allah SWT dan selalu mendapat perlindungan-Nya.
Dalam peranannya sebagai kitab suci, Al-Qur`an menyajikan informasi yang begitu up to date, yang tidak pernah tergilas oleh kemajuan zaman. Al-Qur`an adalah petunjuk dari Allah SWT yang terakhir bagi manusia dan sekaligus sebagai penyempurna kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Kitab suci yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini, diturunkan secara berangsur-angsur. Hal itu untuk membuktikan bahwa segala hal yang dilakukan untuk mencapai sesuatu haruslah melalui proses.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dirumuskan masalahnya sebagai berikut.
1.      Apa pengertian Al-Qur`an?
2.      Apa nama-nama lain dari Al-Qur`an?
3.      Bagaimana keutamaan Al-Qur`an?
C.  Tujuan
Adapun tujuannya, yaitu:
1.      untuk mengetahui pengertian Al-Qur`an,
2.      untuk mengetahui nama-nama lain dari Al-Qur`an, dan
3.      untuk mengetahui keutamaan Al-Qur`an.

PEMBAHASAN
A.    Teori
Al-Qur`an merupakan kitab suci umat Islam yang penting untuk dikaji. Karena selain selain sebagai jalan untuk menjadi manusia yang mendapat petunjuk, juga memberikan jaminan keselamatan dengan memepelajarinya.
1.      Pengertian Al-Qur`an
Ash-Shaabuuniy (1998: 25) mengatakan, “Kata ‘Al-Qur`an’ adalah sama halnya dengan kata ‘qira`ah’ yaitu masdar dari kata ‘qara`a’, ‘qira`atan’, ‘qur`anan’.” Arti Al-Qur`an secara bahasa adalah bacaan. Sedangkan secara istilah Al-Qur`an adalah kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir dan bagi yang membacanya adalah ibadah serta yang diawali surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan Surat An-Naas. Defini lain Al-Qur`an secara istilah adalah “Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., dalam bahasa Arab yang dinukilkan kepada generasi sesudahnya, secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, tertulis dalam mushaf, dimulai dari surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Naas.” (Rachmat Syafe`i, 2010: 51).
Pengertian Al-Qur`an diatas, sebenarnya telah mewakili semua pengertian yang diberikan para ulama. Seperti pengertian berikut, Rosihon Anwar (2012: 31) mengungkapkan pengertian Al-Qur`an yang dikutip dari ucapan Al-Jurjani bahwa “Al-Qur`an adalah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW., yang ditulis didalam mushaf dan yang diriwayatkan secara mutawatir tanpa keraguan.”

Selain itu, `Abd Wahhab Khallaf mengatakan bahwa Al-Qur`an adalah firman Allah yang dibawa turun oleh al-Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hati sanubari Rasul Allah Muhammad bin `Abd Allah sekaligus bersama lafal Arab dan maknanya, benar-benar sebagai bukti bagi Rasul bahwa ia adalah utusan Allah dan menjadi pegangan bagi manusia agar mereka terbimbing dengan petunjuk-Nya ke jalan yang benar, serta membacanya bernilai ibadah. Semua firman itu terhimpun di dalam mushaf yang diawali dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat al-Nas, diriwayatkan secara mutawatir dari satu generasi ke generasi yang lain melalui tulisan dan lisan, serta senantiasa terpelihara keorisinilannya dari segala bentuk perubahan dan penukaran atau penggantian (Nashruddin Baidan, 2005: 16).
Syadali dan Rofi`i (2000: 11) mengemukakan bahwa “Al-Qur`an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia.” Hal ini semakin menguatkan pengertian yang telah diungkapkan sebelumnya. Pengertian tersebut, memberikan arti bahwa Al-Qur`an adalah buatan Tuhan Yang Maha Esa, bukan buatan manusia atau makhluk lain. Karena Al-Qur`an adalah firman Allah SWT., maka pantas jika Al-Qur`an dianggap sebagai petunjuk manusia hingga akhir zaman.
Sementara itu, Mohammad Rifa`i (1987: 96) mengatakan, “Al-Qur`an ialah wahyu Allah s.w.t. yang merupakan mu`jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai sumber hukum dan pedoman hidup bagi pemeluk Islam, jika dibaca menjadi ibadat kepada Allah.” Al-Qur`an sebagai petunjuk manusia memiliki peranannya sendiri, dimana peranan tersebut merupakan perwujudan implementasi dari fungsi Al-Qur`an sebagai petunjuk manusia. Peranan Al-Qur`an sebagai petunjuk manusia itu, tidak terlepas pada fungsi dan tujuan diturunkannya kitab suci ini, dimana fungsi dan tujuannya adalah untuk menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya dan petunjuk bagi manusia.
2.      Nama-Nama Lain dari Al-Qur`an
Al-Qur`an sebagai kitab terakhir yang diturunkan Allah SWT., mempunyai beberapa nama. Nama-nama tersebut diambil dari keterangan-keterangan yang terdapat dalam Al-Qur`an sendiri, karena Allah SWT menyebut Al-Qur`an dengan nama yang berbeda-beda didalamnya.
Marzuki (1994: 5) menyebutkan nama-nama lain dari Al-Qur`an sebagai berikut.
a.       Kitab (Al-Dukkan, ayat 1 dan 2)
b.      Qur`an (Al-Waqi`ah, ayat 77)
c.       Kalam (At-Taubah, ayat 6)
d.      Nur (An-Nisa, ayat 174)
e.       Hudan (Luqman, ayat 3)
f.       Rahmah (Yunus, ayat 58)
g.      Furqon (Al-Furqon, ayat 1)
h.      Syifa` (Al-Isra, ayat 82)
i.        Maw`izhah (Yunus, ayat 57)
j.        Dzikra (Al-`Anbiya, ayat 50)
k.      Karim (Al-Waqi`ah, ayat 77)
l.        Ali (Al-Zukhruf, ayat 41)
m.    Hikamh (Al-Qamar, ayat 5)
n.      Hakim (Yunus, ayat 1 dan 2)
o.      Muhaymin (Al-Maidah, ayat 48)
p.      Mubarok (Shad, ayat 29)
q.      Habl (Al-`Imran, ayat 103)
r.        Shiroth (Al-An`am, ayat 153)
s.       Al-Qoyyim (Al-Kahfi, ayat 1 dan 2)
t.        Fadhla (Al-Thariq, ayat 13)
Nama-nama tersebut, sesuai dengan eksistensi Al-Qur`an yang agung. Sehingga tidak aneh, jika begitu banyak nama untuk mengungkapkannya.
Ash-Shaabuuniy (1998: 21) menambahkan nama-nama lain dari Al-Qur`an selain diatas, sekaligus mengemukakan  beberapa alasan penamaannya. Nama-nama lain Al-Qur`an dan sekaligus alasan penamaannya, sebagai berikut.
a.       Al-Qur`an, alasan penamaanya sebagaimana tercantum daalam firman Allah SWT.,
ق ۚ وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ [٥٠:١]
Artinya: “Qaaf, Demi Al-Qur`an yang sangat mulia.”          (Q.S Qaaf: 1)
b.      Al-Furqan, alasan penamaannya sesuai dengan firman Allah SWT., berikut ini.
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا [٢٥:١]
Artinya: “Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur`an) kepada hambanya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (Q.S Al-Furqan: 1)
c.       At-Tanzil, alasan penamaannya sebagaimana tercantum dalam firman Allah SWT.,
وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ [٢٦:١٩٢]
نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ [٢٦:١٩٣]
Artinya: “Dan sesungguhnya Al-Qur`an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril a.s.).” (Q.S Asy-Syu`ara: 192-193)
d.   Az-Zikr, alasan penamaannya sebagaimana tercantum dalam Al-Qur`an. Firman Allah SWT.,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ [١٥:٩]
Artinya: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”        (Q.S Al-Hijr: 9)
e.      Hudan dan Syifa`, alasan penamaannya adalah sebagaimana tercantum dalam Al-Qur`an. Firman Allah SWT.,
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ ۖ
Artinya: “Katakanlah! Al-Qur`an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S Fussilat: 44).
Nama-nama diatas, semuanya itu menunjukkan kedudukan Al-Qur`an yang tinggi dan luhur. Dengan kata lain, Al-Qur`an adalah mutlak kitab suci yang harus dipegang seluruh manusia sebagai petunjuk.
3.      Keutamaan Al-Qur`an
Duraz mengatakan, “Yang menarik perhatianku dinamakan Al-Qur`an ialah karena dibaca dengan indah. Juga yang menarik perhatianku dinamakan Al-Kitab karena ditulis dengan pena dan dibukukan.” (Mana`ul Quthan, 1998: 13). Keistimewaan dan keutamaan Al-Qur`an yang telah disebutkan dalam pengertian diatas menjadikannya lebih kokoh sebagai kitab suci. `Abdul Wahab Khalaf (1996: 41) mengatakan, “Al-Qur`an itu diturunkan secara mutawatir atau dengan cara penukilan yang melahirkan pengetahuan dan kebenaran qath`i dengan periwayatan secara mutlak.” Jadi, bisa dikatakan dengan diturunkannya Al-Qur`an secara mutawatir, menjadikan Al-Qur`an lebih memiliki eksistensi dalam tatanan hukum kehidupan di dunia.
Banyak sekali yang menjadi keutamaan Al-Qur`an, karena memang Al-Qur`an adalah kitab suci yang abadi. Keutamaan-keutamaan yang dimaksud misalnya, Al-Qur`an bisa dibaca dalam kondisi dan keadaan apapun dan kapanpun. Baik dalam keadaan sakit, sehat, senang, susah dan lain-lain. Dalil yang membahas mengenai keagungan Al-Qur`an sungguh banyak sekali. Diantaranya ada yang berhubungan dengan keutamaan mempelajari dan mengajarkannya, ada yang berhubungan dengan keutamaan membaca dan memperhatikannya, dan ada pula yang berhubungan dengan penghapalan dan pemaantapannya.
Berikut dalil-dalil nash yang dimaksud, diantaranya:
a.       Firman Allah SWT.,
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ [٣٥:٢٩]
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tiada akan merugi.” (Q.S Fathir: 29).
b.      Hadits Nabi Muhammad SAW.,
Artinya: “Sebaik-baiknya orang diantara kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (H.R Bukhari).
B.     Pembahasan
Dari uraian-uraian diatas pembahasan yang disampaikan adalah mengenai pengertian, nama-nama Al-Qur`an dan keutamaannya. Pengertian Al-Qur`an seperti yang telah disampaikan diatas, secara bahasa Al-Qur`an artinya bacaan. Sedangkan menurut istilah dapat diambil pengertian, Al-Qur`an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur melalui Malaikat Jibril a.s. diriwayatkan secara mutawatir, ibadah bagi yang mengamalkannya, yang dimulai dari surat Al-Fatihah dan surat An-Naas.
Sebutan-sebutan bagi Al-Qur`an yang lainnya, yaitu: al-Kitab, al-Furqan, az-Zikr, at-Tanzil, asy-Syifa`, al-Huda. Nama-nama itu bukan berarti Al-Qur`an memiliki tidak tetap, akan tetapi sebutan-sebutan itu untuk menunjukkan keagungan dan keluhuran dari Al-Qur`an itu sendiri. Sehingga Al-Qur`an sebagai kitab suci yang abadi selalu menjadi petunjuk terbaik.
Adapun keutamaan Al-Qur`an merupakan perwujudan implementasi peranan Al-Qur`an itu sendiri, sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia. Petunjuk tersebut digunakan manusia, untuk mendapatkan kemenangan yang luar biasa besar, yang tidak pernah di pikirkan manusia. Kemenangan itu bukan hanya kemenangan kebahagiaan di dunia, tetapi juga kemenangan di akhirat. Keutamaan-keutamaan Al-Qur`an diantaranya: memiliki bahasa yang begitu indah, isinya tidak tertinggal oleh zaman karena berlaku sampai hari kiamat, setiap huruf di dalamnya berpahala jika dibaca dan diamalkan, Al-Qur`an mampu menjawab semua persoalan manusia dan keutamaan lainnya.

PENUTUP
A.    Simpulan
Sebagai kitab suci yang paling sempurna, Al-Qur`an memang pantas menjadi petunjuk manusia. Selain dari segi bahasanya yang begitu indah, juga memiliki makna yang paling mendalam jika dibandingkan dengan kitab-kitab yang lain. Seperti yang telah diungkapkan diatas banyak sekali keutamaan dan keistimewaan Al-Qur`an dalam perannya sebagai petunjuk manusia. Hal ini dikarenakan Sang Pencipta sendirilah yang menurunkannya dan menjaganya.
Sehingga hal itu, memberikan gambaran kepada kita bahwa Al-Qur`an memang benar-benar petunjuk jalan keselamatan. Namun, peran Al-Qur`an dengan begitu banyak keagungan dan keistimewaannya itu tidak akan bisa terlaksana tanpa adanya seorang khalifah yang membawanya dan mengajarkannya. Dalam hal ini, makhluk yang diberi amanat itu adalah manusia.
Akan tetapi, maksud diatas bukan berarti Al-Qur`an memiliki ketergantungan kepada manusia. Melainkan, manusialah yang membutuhkan Al-Qur`an sebagai petunjuk dan pedoman hidup di dunia untuk mencapai keberhasilan yang luar biasa di akhirat. Sehingga, hal ini menjadikan manusia memiliki tugas yang begitu berat, karena harus mengamalkan seluruh isi dalam Al-Qur`an. Meski tugas yang ditanggung manusia itu berat, akan tetapi selalu ada kemudahan didalam menjalankannya. Hal ini Allah tegaskan dalam Al-Qur`an mengenai pekerjaan sulit yang didalamnya pasti ada kemudahan, yakni firman Allah SWT.,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا [٩٤:٦]
Artinya: “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Q.S Al-Insyirah: 6).

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur`anul Kariim. Bandung: Syaamil Al-Qur`an.
Anwar, Rosihon. 2012. Ulum Al-Qur`an. Bandung: Pustaka Setia.
Ash-Shaabuuniy, Muhammad Ali. 1998. Studi Ilmu Al-Qur`an. Bandung: CV Pustaka Setia.
Baidan, Nashruddin. 2005. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Khalaf, Abdul Wahab. 1996. Ilmu Ushulul Fiqh. Bandung: Gema Risalah Press.
Marzuki, Kamaluddin. 1994. `Ulum Al-Qur`an. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Rifa`i, Mohammad. 1987. Ushul Fiqih. Bandung: Al-Ma`arif.
Syadali, Ahmad dan Rofi`i, Ahmad. 2000. Ulumul Qur`an 1. Bandung: CV Pustaka Setia.
Syafe`i, Rachmat. 2010. Ilmu Ushul Fiqh. Bandung: CV Pustka Setia.
Quthan, Mana`ul. 1998. Pembahasan Ilmu Al-Qur`an. Jakarta: PT Rineka Cipta.





 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. R U D I N I - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger