BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang belajar. Maka, untuk sampai pada derajat yang
disebut belajar manusia harus mampu mengadakan dan atau mengalami
perubahan-perubahan. Baik itu perubahan tiap individu ataupun bahkan secara
global. Namun, perubahan-perubahan yang diharapkan adalah perubahan ke arah
yang baik, perubahan yang menjadikan manusia menjadi makhluk yang memelihara
alam semesta sesuai dengan mandat dari Allah SWT. Sehingga manusia harus
mencari dan mencapai hakikat belajar sampai sedalam-dalamnya.
Memasuki abad ke-19 beberapa ahli psikologi mengadakan penelitian eksperimental tentang teori belajar, walaupun
pada waktu itu para ahli menggunakan binatang sebagai objek penelitiannya.
Penggunaan binatang sebagai objek penelitian didasarkan pada pemikiran bahwa
apabila binatang yang kecerdasannya dianggap rendah dapat melakukan eksperimen
teori belajar, maka sudah dapat dipastikan bahwa eksperimen itupun dapat
berlaku bahkan dapat lebih berhasil pada manusia, karena manusia lebih cerdas
daripada binatang.[1]
Sedemikian pentingnya sesuatu yang terdapat dalam belajar, hingga para
ahli psikologi sampai melakukan penelitian yang begitu unik dan mungkin tidak
terpikirkan bagi manusia biasa yang hidup tanpa berpikir kritis. Namun,
penelitian mereka bukan berarti tidak memiliki manfaat atau kegunaan untuk
penelitian selanjutnya, justru penelitian mereka terhadap binatang menjadi
langkah awal untuk meneliti tentang bagaimana belajarnya manusia.
Diantara para ahli yang menggunakan binatang sebagai objek penelitiannya
adalah Thorndike (1874-1949), terkenal dengan teori belajar Classical Conditioning, menggunakan
anjing sebagai binatang uji coba, Skinner (1904) yang terkenal dengan teori
belajar Operant Conditioning, menggunakan
tikus dan burung merpati sebagai binatang uji coba.[2]
Penelitian para ahli psikologi diatas menunjukkan bahwa pembelajaran
berarti terkait erat dengan psikologi. Dan ini menegaskan bahwa psikologi
mempunyai posisi penting dalam proses pembelajaran manusia, karena sebagaimana
kita memahami bersama bahwa kondisi psikologis seseorang memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang
bersangkutan.
Oleh karenanya, agar lebih dekat dengan
maksud psikologi belajar, sangat perlu sekiranya mempelajari lebih dalam
mengenai psikologi belajar ini, baik itu mengenai hakikat psikologi belajarnya,
peranan dan aspek-aspek atau ruang lingkup kajian psikologi belajar. Hal ini,
diharapkan mampu menjadi penopang yang kokoh dalam memahami bahasan psikologi
belajar selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis
merumuskan permasalahan yang akan dibahas, yaitu:
1.
Apa yang dimaksud dengan hakikat psikologi
pembelajaran?
2.
Bagaimana peranan psikologi dalam proses pembelajaran?
3.
Apa saja aspek atau ruang lingkup kajian psikologi
belajar?
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah diatas tujuannya, yakni:
1.
Untuk mengetahui maksud dari hakikat psikologi
pembelajaran,
2.
Untuk memahami peranan psikologi pembelajaran, dan
3.
Untuk mengetahui aspek atau ruang lingkup kajian
psikologi belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Psikologi Pembelajaran
Sebelum membahas mengenai apa hakikat
yang terdapat dalam psikologi pembelajaran, terlebih dahulu akan diuraikan
mengenai makna hakikat itu sendiri. Sebab, akan sangat kesulitan untuk memahami
hakikat psikologi pembelajaran tanpa memahami makna ketiga kata dalam kalimat
tersebut. Oleh karenanya, sangatlah penting diuraikan satu persatu dari ketiga
kata tersebut.
1. Pengertian Hakikat
Secara sederhana hakikat sering disamakan sebagai sesuatu yang mendasar,
suatu esensi, yang substansial, yang hakiki, yang penting, yang diutamakan dan
berbagai makna yang sepadan dengan pengertian tersebut. Akan tetapi, tidaklah
cukup apabila hanya mengacu kepada pengertian yang sederhana seperti demikian.
Oleh karenanya, penting sekiranya dilakukan kajian mendalam agar pemahaman
mengenai hakikat dapat dimengerti secara luas. Namun, dalam uraian ini tidak
akan diberikan penjelasan yang mendalam mengenai pengertian hakikat, karena
dalam memahami hakikat juga banyak pembahasan didalamnya.
Hakikat merupakan syarat eksistensi. Lebih luas lagi beliau menguraikan
bahwa hakikat tidak lain adalah SESUATU
yang mesti ada pada sesuatu yang
jikalau SESUATU itu tidak ada maka sesuatu itu pun tidak wujud. Sesuatu yang digaris
bawahi adalah simbol-simbol bereksistensi tapi eksistensinya ditentukan dalam
sesuatu yang huruf besar. Sesuatu yang ditulis huruf besar itulah syarat yang
menentukan adanya sesuatu yang digaris bawahi.[3]
Penjelasan diatas apabila dirumuskan dapat diterangkan bahwa SESUATU
ditambah sesuatu sama dengan eksistensi, sedangkan sesuatu dikurangi
SESUATU sama dengan non eksistensi, atau bisa digambarkan sebagai berikut. (S+s
= E) atau (s+S = NE). Jadi, bisa dikatakan bahwa hakikat itu adalah sesuatu
yang menjadi dasar sesuatu, yang penting bagi keberadaan sesuatu. Dalam hal ini
hakikat keberadaan psikologi pembelajaran.
Sementara
itu pengertian lain, hakikat adalah berupa apa yang membuat sesuatu terwujud.
Dengan kata lain dapat dirumuskan, hakikat adalah unsur utama yang mengujudkan
sesuatu. Hakikat mengacu kepada faktor utama yang lebih fundamental.
Faktor utama tersebut wajib ada dan merupakan suatu kemestian. Hakekat selalu
ada dalam keadaan sifatnya tidak berubah-rubah. Tanpa faktor utama tersebut
sesuatu tidak akan bermakna sebagai wujud yang kita maksudkan. Karena hakekat
merupakan faktor utama yang wajib ada, maka esensi-nya itu tidak dapat dipungkiri
atau dinafikan. Keberadaannya (eksistensi-nya) itu di setiap tempat dan waktu
tidak berubah. Dengan kata lain hakikat itu adalah pokok atau inti dari yang ada.
Tidak akan pernah ada sebuah atribut jika tidak ada hakikat.[4]
Dua uraian tentang makna hakikat diatas cukuplah
mewakili pengertian hakikat secara sederhananya. Jadi, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa hakikat merupakan makna sebenarnya dari segala sesuatu yang
menjadi dasar keberadaan sesuatu.
2.
Pengertian Psikologi
Psikologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang
artinya jiwa dan logo artinya ilmu. Maka, secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa
atau lebih tepatnya ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan.
Tetapi, dalam sejarah perkembangannya kemudian arti psikologi menjadi ilmu yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia. Ini disebabkan karena jiwa yang
mengandung arti abstrak itu sangatlah sulit dipelajari secara obyektif. Kecuali
itu keadaan jiwa seseorang melatarbelakangi timbulnya hampir seluruh tingkah
laku.[5]
Banyak
pengertian mengenai psikologi yang dikemukakan oleh para ahli, namun dalam
uraian ini ada beberapa pengertian psikologi, diantaranya:[6]
a. Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang aktivitas manusia (behaviorisme
radikal).
b. Psikologi sebagai psikologi filsafat menurut Plato sekitar pada tahun 400
SM adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat dan hidup jiwa
manusia.
c. Psikologi menurut aliran ilmu-ilmu pengetahuan alam/empiris dan
rasionalisme abad XVII adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kesadaran atau
gejala-gejala kesadaran.
d. Psikologi menurut aliran psikologi-dalam (freudianisme) adalah ilmu yang mempelajari baik gejala-gejala
kesadaran maupun gejala-gejala ketidaksadaran serta gejala-gejala dibawah
sadar.
e. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan
individu, dalam mana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungan.
Pelaksanaan secara ilmiah. daripada psikologi dilakukan dengan jalan mengumpulkan
dan mencatat serta teliti tingkah laku manusia selengkap mungkin, dan berusa
menjauhkan diri dari segala prasangka. Sehingga orang mendapatkan jawaban yang
tepercaya menganai pelbagai pertanyaan teoritis dan praktis. ( Robert s.
Wood-worth.)
f. Psikologi menurut Mac Dougall pada awal abad ke-20 adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia atau human
behavior. Karena itu psikologi di golongkan dalam aliran behaviorism.
Aliran ini diwakili oleh tokoh-tokoth Mac Dougllas, Throndike, dan Waston dari
Amerika serikat, dan A.Pavlov serta Von Bechterew dari Rusia.
3.
Pengertian Belajar
Sebelum membahas
pengertian belajar, perlu sekali memahami tentang perintah belajar terlebih
dahulu. Belajar adalah proses perubahan menuju arah yang positif. Adapun
perintah belajar tercantum dalam Q.S Al-`Alaq yang berbunyi:
اقْرَأْ بِاسْمِ
رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ [٩٦:١] خَلَقَ
الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ [٩٦:٢] اقْرَأْ
وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ [٩٦:٣] الَّذِي
عَلَّمَ بِالْقَلَمِ [٩٦:٤] عَلَّمَ
الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ [٩٦:٥]
Artinya:
Bacalah (wahai Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang menciptakan sekalian makhluk
(1). Yang menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah dan Tuhanmu Maha
Pemurah (3). Yang mengajarkan manusia melalui pena dan tulisan (4). DIA
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5).[7]
Jadi, dalam ajaran Islam, belajar adalah perintah penting karena Nabi SAW
saja belajar. Maka sudah sepantasnya kita juga belajar agar dapat menjadi umat
yang mengikuti nabinya. Dalam ayat terebut juga, manusia dituntun agar selalu
mendahulukan Allah dalam segala kegiatan kita, termasuk belajar. Oleh
karenanya, sangat bagus sekali ketika sebelum memulai pembelajaran, agar
berdo`a kepada Allah SWT terlebih dahulu.
Belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan
yang dapat diamati. Dengan kata lain, perilaku adalah satu tindakan yang dapat
diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang
dapat diamati.[8]
Dalam pengertian ini, berarti belajar adalah perubahan perilaku yang diamati.
Atau bisa juga ditambahkan, belajar adalah perubahan perilaku yang dapat
diamati menuju arah yang lebih baik. Pengertian lainnya bahwa belajar adalah
semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam
bentuk informasi/materi pelajaran.[9]
Sedangkan
pembelajaran adalah kegiatan belajar dan mengajar antara guru dan siswanya.
Guru sebagai orang yang memberikan pengajaran dan siswa sebagai orang yang siap
menerima pengajaran. Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai
usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan
(stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respons (tingkah laku yang
diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah
dan atau reinforcement (penguatan).[10]
Sementara itu, menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan dari dua
kata apabila digabungkan yakni psikologi dan belajar, maka menjadi psikologi
belajar. Maksudnya adalah sebuah disiplin psikologi yang berisi teori-teori
psikologi mengenai belajar, terutama mengupas bagaimana cara individu belajar
atau melakukan pembelajaran.[11] Jadi
dari uraian-uraian diatas dapat dikatakan bahwa hakikat psikologi belajar bermaksud
memahami makna belajar dari kacamata psikologi dan menerapkan psikologi dalam
belajar. Sehingga nanti akan dipelajari lebih dalam mengenai psikologi dalam
proses pembelajaran.
B. Peranan
Psikologi Pembelajaran
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa psikologi sebagai ilmu
pengetahuan berupaya memahami keadaan dan perilaku manusia, sedangkan belajar
merupakan kegiatan manusia yang berhubungan dengan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Maka, agar kegiatan tersebut memperoleh hasil yang maksimal sesuai
harapan secara tidak langsung membutuhkan suatu pemahaman tentang psikologi.
Tujuan dari mempelajari psikologi belajar adalah agar manusia mempunyai
pemahaman lebih tentang individu, baik dirinya sendiri maupun orang lain serta
dari hasil pemahaman tersebut seseorang diharapkan dapat bertindak ataupun
memberikan perlakuan yang bijaksana.[12]
Psikologi memiliki peran dalam pendidikan baik itu dalam belajar maupun
pembelajaran. Pengetahuan psikologi sangat diperlukan oleh seorang guru atau
instruktur sebagai pengajar, pengajar, pelatih, pembimbing dan pengasuh dalam
memahami karakteristik kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik secara
integral.
Pemahaman psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di
industri pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan
peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi dan kebutuhan
peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara
optimal dan maksimal. Berikut beberapa peran penting psikologi dalam proses
pembelajaran.[13]
1. Memahami
siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan,
motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian dan lain-lain.
2.
Memahami
prinsip-prinsip dan teori pembelajaran.
3.
Memilih
metode-metode pembelajaran dan pengajaran.
4.
Menetapkan
tujuan pembelajaran dan pengajaran.
5.
Menciptakan
situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif.
6.
Memilih
dan menetapkan isi pengajaran.
7.
Membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
8.
Memilih
alat bantu pembelajaran dan pengajaran.
9.
Menilai
hasil pembelajaran dan pengajaran.
10.
Memahami
dan mengembangkan kepribadian serta profesi guru.
11.
Membimbing
perkembangan siswa.
Selanjutnya, uraian mengenai peran psikologi sebagai pemberi jalan untuk
mendapatkan pemecahan atas masalah-masalah sebagai berikut.[14]
1.
Perubahan
pada anak didik selama dalam proses pendidikan.
2.
Pengaruh
pembawaan dan lingkungan atas hasil belajar.
3.
Teori
dan proses belajar.
4.
Hubungan
antara teknik mengajar dan hasil belajar.
5.
Perbandingan
hasil pendidikan formal dengan pendidikan informal atas diri individu.
6.
Pengaruh
kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterimanya.
7.
Nilai
sikap ilmiah atas pendidikan yang dimiliki oleh para petugas pendidikan.
8.
Pengaruh
interaksi antara guru dan murid serta antara murid dan murid.
9.
Hambatan,
kesulitan, ketegangan dan sebagainya yang dialami oleh anak didik selama proses
pendidikan.
10.
Pengaruh
perbedaan individu yang satu dengan individu yang lain dalam batas kemampuan
belajar.
Apabila diperhatikan mengenai peranan psikologi diatas, maka sangat jelas
nampak fungsi dan kegunaan mempelajari psikologi dalam dunia pendidikan.
Sebagaimana yang diuraikan, bahwa seorang guru hendaknya dapat menjadi figur
yang mampu memahami muridnya ketika sedang memberikan pengajaran di kelas.
Sehingga, dengan demikian murid merasa diperhatikan dan guru menjadi lebih
bijak dalam menyampaikan materi di kelas untuk selanjutnya.
Oleh karenanya,
psikologi dalam proses pembelajaran
merupakan suatu asupan yang
positif dalam dunia pendidikan. Maka, karena sangat pentingnya psikologi
diharapkan semua pihak dalam lembaga pendidikan memahami apa dan bagaimana
psikologi berperan dalam pendidikan. Dengan begitu, proses pendidikan dan
pembelajaran akan lebih maksimal, meskipun hasilnya dikembalikan lagi kepada
Allah SWT.
C. Aspek
atau Ruang Lingkup Psikologi Belajar
Setiap disiplin ilmu yang ada seluruhnya memiliki ruang lingkup pembahasan
masing-masing. Sehingga apa yang akan dikaji dalam suatu topik tidak akan keluar
dari pembahasan pokoknya, dan ini menjadikan suatu disiplin ilmu tersebut
menjadi tepat sasaran bahasannya dan sebagainya. Dan ruang lingkup juga tidak
hanya dalam materi perkuliahan dan sekolah-sekolah saja, melainkan juga yang
bukan dari itu. Oleh karenanya, agar lebih tahu sedikit tentang ruang lingkup,
berikut akan diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertiannya.
Ruang lingkup adalah batasan. Ruang lingkup juga dapat dikemukakan pada
bagian variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subyek penelitian dan
lokasi penelitian. Penggambaran ruang lingkup dapat kita nilai dari data
karakteristik responden perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
komprehensif tentang bagaimana keadaan responden penelitian yang dilakukan,
yang boleh jadi diperlukan untuk melihat data hasil pengukuran
variabel-variabel pengukuran yang diteliti.[15]
Lebih jelasnya ruang lingkup adalah suatu batasan dalam sebuah pembahasan
materi atau sesuatu agar tidak keluar dari alur pembahasan, dan selalu terkait
dalam tema yang bersangkutan.
Sebagai sebuah disiplin ilmu yang merupakan cabang dari psikologi, yang
kajiannya dikhususkan pada masalah belajar, maka psikologi belajar memiliki
ruang lingkup disekitar masalah belajar saja. Oleh karenanya, tidak aneh
apabila ruang lingkup psikologi belajar terdapat juga dalam kajian psikologi
pendidikan. Ini dikarenakan, psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan berusaha
menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta-fakta mengenai
tingkah laku manusia yang telah ditentukan secara ilmiah. Karenanya, masalah
belajar mendapat sorotan yang besar dalam psikologi pendidikan.
Psikologi belajar
memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga pokok
bahasan, yaitu masalah belajar, proses belajar dan situasi belajar. Berikut
uraian-uraian mengenai hal tersebut.[16]
1.
Pokok
Bahasan Mengenai Belajar
Ada beberapa pokok bahasan mengenai belajar, yaitu:
a.
Teori-teori
belajar.
b.
Prinsip-prinsip
belajar.
c.
Hakikat
belajar.
d.
Jenis-jenis
belajar.
e.
Aktivitas-aktivitas
belajar.
f.
Teknik
belajar efektif.
g.
Karakteristik
perubahan hasil belajar.
h.
Manifestasi
perilaku belajar.
i.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar.
2.
Pokok
Bahasan Mengenai Proses Belajar
Berikut ini pokok bahasan mengenai proses belajar, yaitu:
a.
Tahapan
perbuatan belajar.
b.
Perubahan-perubahan
jiwa yang terjadi selama belajar.
c.
Pengaruh
pengalaman belajar terhadap perilaku individu.
d.
Pengaruh
motivasi terhadap perilaku belajar.
e.
Signifikansi
perbedaan individual dalam kecepatan memproses kesan dan keterbatasan kapasitas
individu dalam belajar.
f.
Masalah
proses lupa dan kemampuan individu memproses perolehannya melalui transfer
belajar.
3.
Pokok
Bahasan Mengenai Situasi Belajar
Adapun pokok bahasan mengenai situasi belajarnya, yakni:
a.
Suasana
dan keadaan lingkungan fisik.
b.
Suasana
dan keadaan lingkungan non-fisik.
c.
Suasana
dan keadaan lingkungan sosial.
d.
Suasana
dan keadaan lingkungan non-sosial.
Ruang lingkup yang
disebutkan diatas merupakan persoalan dan pokok pembahasan yang akan menjadi
kajian bersama dalam mempelajari psikologi belajar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Psikologi Belajar adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala
kejiwaan terkait dengan proses kesadaran diri untuk mengembangkan diri ke arah
yang lebih baik. hakikat psikologi belajar bermaksud memahami makna belajar
dari kacamata psikologi dan menerapkan psikologi dalam belajar. Sehingga nanti
akan dipelajari lebih dalam mengenai psikologi dalam proses pembelajaran.
Berikut beberapa peran penting psikologi dalam proses pembelajaran.
a)
Memahami
siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan,
motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian dan lain-lain.
b)
Memahami
prinsip-prinsip dan teori pembelajaran.
c)
Memilih
metode-metode pembelajaran dan pengajaran.
d)
Menetapkan
tujuan pembelajaran dan pengajaran.
e)
Menciptakan
situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif.
f)
Memilih
dan menetapkan isi pengajaran.
g)
Membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
h)
Memilih
alat bantu pembelajaran dan pengajaran.
i)
Menilai
hasil pembelajaran dan pengajaran.
j)
Memahami
dan mengembangkan kepribadian serta profesi guru.
k)
Membimbing
perkembangan siswa.
Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat
dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu masalah belajar, proses belajar dan
situasi belajar. Berikut uraian-uraian mengenai hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Latief, Juraid. 2006. Manusia, Filsafat dan Sejarah. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Al-Qur`an. Surat Al-`Alaq Ayat 1-5.
A. Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Pers.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Brilin, Andi. 2010. Psikologi dalam Belajar dan Pembelajaran.
Diunduh pada pkl. 22.00 WIB.
Sabtu, 14 September 2013 melalui http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/03/peran-psikologi-dalam-belajar-dan.html.
B. Uno, Hamzah. 2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dirgagunarsa, Singgih. 1983. Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara.
Hamdallah Fandy, Riefky. 2011. Pengertian Ruang Lingkup. Diunduh pada
pkl. 22.00
WIB. Sabtu, 14 September 2013 melalui http://riefkyhamdallahfandy.wordpress.com/2011/04/25/pengertian-ruang-lingkup/.
Hakim, Zainal. 2013. Peran Psikologi dalam Pendidikan.
Diunduh pada pkl. 22.00 WIB. Sabtu, 14 September 2013 melalui http://www.zainalhakim.web.id/peran-psikologi-dalam-dunia-pendidikan.html.
Ichal, Faisal. 2013. Pengertian Belajar dan Pembelajaran.
Diunduh pada pkl. 22.00 WIB. Sabtu, 14 September 2013 melalui http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html.
Julias
HR. 2010. Pengertian Hakikat. Diunduh
pada pkl. 22.00 WIB. Sabtu, 14 September 2013 melalui http://jalius12.wordpress.com/2010/12/06/pengertian-hakekat/.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[1] Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd., Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,
Cetakan ke-4, 2010, Hlm. 6
[2] Ibid.
[3] Juraid Abdul Latief, Manusia, Filsafat dan Sejarah, 2006, hlm. 14
[4] Julias HR., Pengertian Hakikat, 2010, http://jalius12.wordpress.com/2010/12/06/pengertian-hakekat/
[5] Prof. Dr. Singgih Dirgagunarsa, Pengantar Psikologi, 1983, Cetakan
ke-2, hlm. 9
[6] Dr. Kartini Kartono, Psikologi Umum, 1996, Cetakan ke-3, hlm. 2
[7] Al-Qur`an.
[8] Arsyad, A., Media Pembelajaran, 2011, hlm. 3
[9] Muhibbin Syah, M.Ed., Psikologi Belajar, 2003, hlm. 64
[10] Faisal Ichal, Pengertian Belajar dan Pembelajaran, 2013, http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html
[11] Dr. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 2011, hlm. 3
[12] Andi Brilin, Peran Psikologi dalam Belajar dan Pembelajaran, 2010, http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/03/peran-psikologi-dalam-belajar-dan.html
[13] Zainal
Hakim, Peran Psikologis dalam Dunia Pendidikan, 2013, http://www.zainalhakim.web.id/peran-psikologi-dalam-dunia-pendidikan.html
[14] Ibid.
[15] Riefky Hamdallah Fandy, Pengertian Ruang Lingkup, 2011, http://riefkyhamdallahfandy.wordpress.com/2011/04/25/pengertian-ruang-lingkup/
[16] Dr. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 2011, hlm. 3
0 comments:
Posting Komentar