Teruntuk
Sahabatku…
Penulis: Rudini
Adz-Dzikri Harun Ar-Rasyid Arya Mujahid
Assalaamu`alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Wahai
sahabatku, pernahkah dalam hatimu ingin mencintai Allah dan Rasulnya ?
Wahai
sahabatku, lalu bagaimanakah kamu mewujudkannya ?
Wahai
sahabatku, pernahkah kamu bertanya kenapa dakwah Islam begitu sempit ( Penyampaian materi dan
hasilnya ) ?
Itu
semua, karena kita tidak bisa mengenal syahadat yang diajarkan Rasul yang mampu
membawa Islam hingga dikenal seluruh dunia.
Dalam
SYAHADAT bukan hanya keyakinan yang
diucapkan lewat SYAHADAT AIN
melalui lisan, akan tetapi disitu tersedia jalan untuk kita berjuang dengan
harta dan jiwa demi tegaknya kalimat Tauhid yang maha tinggi.
Salam
kenal nih kontak saya : 08983582519, hubungin ya….
Wahai sahabatku bagaimanakah kabarmu hari ini? Apakah engkau sudah mempersaksikan di hadapan seluruh makhluk dan malaikat yang menjunjung ‘Arsy yang agung dan malaikat seluruhnya bahwa engkau seorang muslim? Mempersaksikan bahwa Dia lah Robb yang agung, yang paling pedih azabnya sekaligus paling luas rahmatnya, sebagai Dzat yang satu-satunya berhak diberikan seluruh kecintaan, rasa takut dan harap dengan ketundukan dan penyerahan diri yang sempurna?
Sahabatku,
sudahkah engkau bertekad hari ini untuk mengerjakan sunnah Rosululloh dengan
benar dan ikhlas di atas syariat yang haq, yang tidak dinodai kebatilan syahwat
dan syubhat yakni dengan cara mengikuti metode pemahaman dan pengamalan islam
yang dilakukan oleh sahabat yang mustaqiim?
Sahabatmu
menulis risalah ini saat hatinya sedang terbang melihat sahabatnya yang
mencintai agama Allah… menginginkan kebaikan pada dirinya dan orang-orang yang
disayanginya…
Sahabatmu
menulis risalah ini mengharapkan agar sekiranya risalah ini menjadi batu
perbaikan untuk meraih metode pemahaman dan pengamalan islam yang lurus dan
meraih jalan kebaikan…
Sahabatmu
menulis risalah ini dengan niat -yang semoga Alloh meluruskannya- yang
menginginkan kebaikan bagi engkau wahai sahabatku…
Sahabatmu
menulis risalah ini dengan harapan semoga melapangkan dada, menjernihkan akal
dan bisa diterima oleh hati…
Sahabatmu
menulis risalah ini agar ilmu menjadi bersinar dan tersebar… dan menjadi
pembuka menuju jalan ke jannah-Nya…
Sahabatmu
menulis risalah ini dan sangat mengharapkan persatuan kata dalam satu shaf yang
sama, bersama-sama menapaki atsar Rosullulloh dan sahabatnya dan meraih
beribu-ribu keindahan iman yang dicapai tholabul ‘ilmi…
Sahabatmu
menulis risalah ini dan dia yakin dengan pasti dan tanpa ragu didalamnya ada
kesalahan dan kekurangan… karenanya dia memohon ampun kepada Alloh dan memohon
maaf kepadamu sahabatku…
Tausiyah
Untukku dan Untukmu
Sahabatku,
bacalah apa yang Allah firmankan padamu…
“Adakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
(Az-Zumar: 9)
“Allah
meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(Al-Mujadillah: 11)
“Sesungguhnya
orang yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang
yang berilmu.” (Fathir: 28)
Sahabatku,
ingatlah pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
kepadamu…
“Barangsiapa
yang Allah menghendaki suatu kebaikan pada dirinya maka Dia memberinya
pemahaman dalam masalah dien.” (HR. Bukhori
Muslim).
“Sesungguhnya
Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi termasuk pula semut di
dalam liangnya, termasuk pula ikan paus, benar-benar bersholawat kepada orang
yang mengajarkan kebaikan pada manusia.” (HR. Tirmidzi)
“Kelebihan
orang yang berilmu atas ahli ibadah ialah seperti kelebihan rembulan pada malam
purnama atas seluruh bintang gemintang. Sesungguhnya orang-orang yang berilmu
itu adalah para pewaris para nabi. Para nabi tidaklah mewariskan dinar dan
dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil ilmu itu, berarti dia
telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Ibnu
Majah dan Ibnu Hibban)
“Sesungguhnya
para malaikat benar-benar mengepakkan sayap-sayapnya pada orang-orang yang mencari
ilmu, karena ridho terhadap apa yang dicarinya.”
(HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)
“Barang
siapa meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalan
baginya ke surga.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa
yang didatangi kematian pada saat dia sedang mencari ilmu, yang dengan ilmu itu
dia hendak menghidupkan islam, maka antara dirinya dan para nabi hanya ada satu
derajat di surga.” (HR. Ath-Thabrani)
Ketahuilah
sahabatku… hukum mencari ilmu dien adalah wajib. Rosululloh bersabda, “Mencari
ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Ketahuilah
sahabatku… diantara semua ilmu ada ilmu yang terpuji dan ada ilmu yang tercela.
Dan di antara ilmu yang terpuji ada yang hukumnya fardhu ‘ain dan ada yang
hukumnya fardhu kifayah. Ilmu yang hukumnya fardhu ‘ain adalah ilmu yang
dengannya engkau dapat mengenal Allah, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya dalam setiap gerak-gerikmu, ucapanmu, perbuatanmu yang kau
tampakkan maupun yang ada di dalam hatimu. Sedangkan ilmu yang termasuk fardhu
kifayah adalah setiap ilmu yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup di
dunia seperti ilmu kedokteran dan farmasi.
Maka
ilmu yang fardhu ‘ain wajib untuk dicari oleh setiap muslim sedangkan ilmu yang
fardhu kifayah adalah wajib untuk dicari oleh seorang muslim, namun apabila
sudah dikerjakan oleh sebagian muslim maka gugur kewajiban yang lain.
Ketahuilah
sahabatku… jadilah salah seorang diantara dua jenis manusia. Pertama jadilah
orang yang sibuk dengan dirimu sendiri dengan hal yang fardhu ‘ain. Kedua
setelah selesai dengan kesibukan diri sendiri berilah manfaat pada orang lain
dengan hal yang fardhu kifayah. Jangan menjadi orang yang hanya sibuk
memperbaiki orang lain sebelum memperbaiki diri sendiri. Perhatikanlah hati dan
amalanmu. Jika engkau belum bisa menata diri sendiri dan hatimu, maka janganlah
engkau menyibukkan diri dengan yang fardhu kifayah sebab orang lain telah
banyak yang mengamalkan ilmu ini. Orang yang hendak mencelakakan dirinya
sendiri dengan memperbaiki keadaan orang lain adalah orang yang bodoh.
Perumpamaan dirinya seperti orang yang di dalam pakaiannya tersusupi
kalajengking, lalu dia mengendap-endap untuk menghalau seekor lalat agar tidak
hinggap di tubuh orang lain di sampingnya.
Jika
engkau sudah bisa menata diri sendiri, engkau boleh menyibukkan diri dengan
ilmu yang fardhu kifayah. Mulailah mencari ilmu dari Kitabullah dan Sunnah baru
engkau mendalami ilmu yang lain. Janganlah engkau menghabiskan umurmu dalam
satu jenis ilmu karena ingin mendapatkan predikat spesialisasi. Sesungguhnya
ilmu itu sangat banyak sementara umur manusia sangat terbatas. Maka pilihlah
ilmu yang paling bermanfaat bagimu yang dengannya engkau bisa meraih ridho
Allah.
Sahabatmu
ini pernah mendapatkan nasihat, “Sempatkan waktumu menemui majelis-majelis
ta’lim yang lurus aqidah, akhlaq dan manhajnya sekalipun harus menempuh jalan
yang jauh dan sulit. Sempatkan hatimu untuk menerima belaian dan makanan berupa
ilmu. Ingat dan ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu bagi hati bagaikan air bagi
ikan. Apa jadinya ikan tanpa air? Lalu apa jadinya hati tanpa ilmu?”
Namun
sahabatmu ini sibuk sekali dengan urusan dunia dan prestasi, menganggap bahwa
dunia sudah cukup untuk menepis musibah dan meraih kebahagiaan. Kebahagiaan
datang lalu pergi dan hatinya terasa begitu kering. Musibah datang silih
berganti dan membuat hatinya semakin kering hingga sahabatmu ini mendapat
nasehat lagi…
Zuunuun
rodhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai saudaraku berdirilah di hadapan tuhanmu
seperti anak kecil di hadapan ibunya. Setiap kali ia dipukul oleh ibunya, ia
malah bergerak ke arahnya dan setiap kali ia diusir ia malah mendekatinya.
Keadaannya tetap seperti itu sampai sang ibu mendekapnya.”
Sabarlah
jika engkau sedang ditimpa musibah, berdoalah kepada Allah agar semua itu bisa
mengurangi dan menghapus dosa-dosamu. Kembalilah pada Allah dan carilah solusi
dari Rosulullah. Sesungguhnya dalam Islam terdapat solusi bagi seluruh
permasalahan. Dan cukupkan dirimu dengan solusi yang Allah dan Rosul-Nya
berikan. Karena Allah lah yang Maha Bijaksana, menentukan yang terbaik bagi
hambaNya. Dan memang, solusi terbaik atas seluruh urusan adalah islam, agama
yang sempurna dan indah dari segala segi. Kebahagiaan hakiki ada pada Islam.
Sahabatku…
bersabarlah untuk terus melangkah menggapai manisnya iman. Kita tidak akan
pernah tahu, kapan umur kita pupus. Maka manfaatkanlah waktu untuk bersegera
merajut manfaat dalam ridho Allah. Perjalanan sungguh amat jauh dan berat
karenanya perlu bekal yang banyak agar kita tidak merugi. Dan kumpulkan bekal
itu sekarang karena kita tidak tahu sampai kapan kita hidup. Bahkan sampai
besok pagi pun kita tidak tahu apakah kita masih hidup.
Kelak di
akherat, Robb kita tidak akan menanyakan: Bagaimana duniamu? Apakah orang tuamu
kau bahagiakan dengan duniamu?
Tidak, sama
sekali tidak…
Justru
Robb kita akan bertanya: Untuk apa masa mudamu kau gunakan? Dan semoga saat itu
walidain kita akan bangga dengan kesholehan anaknya, bukan dengan hal-hal yang
dibanggakan di dunia tapi hakikatnya menjadi tamparan yang amat menyakitkan
bagi mereka di akherat. Manakah yang engkau ridho atasnya sahabatku?
Jangan
tertipu oleh alasan-alasan maya yang dibisikkan syaithon untuk membenarkan yang
salah, menghalalkan yang haram dan menyamarkan hal-hal yang jelas.
Sahabatku…
tentulah kita semua tahu bahwa terbukanya pintu taubat adalah hingga ditariknya
nyawa sampai tenggorokan. Setelah itu tertutuplah pintu taubat untuk selamanya
dan tak berguna lagi penyesalan sesudah itu. Tapi sahabatku, tak seorang pun
tahu kapan kematian menjemput, kapan pintu taubat ditutup, apakah tahun depan,
bulan depan, malam ini atau setelah beranjak dari tempat ini?? Tak ada satu
makhluk pun yang mengetahuinya hingga begitu banyak manusia meremehkan
bersegera dalam bertaubat dan dalam keadaan merasa aman dengan ilmu, amal, dan
agama yang ia miliki sekarang. Padahal barangsiapa yang merasa aman dengan
agamanya maka Allah mencabut agamanya pada saat itu juga.
Sahabatmu
ini hanya bisa berdoa semoga dalam kesendirian kita masing-masing kita tetap
bersemangat berpegang teguh terhadap al-haq, tetap istiqomah, menjunjung
nilai-nilai sunnah dalam setiap tingkah, langkah, menit dan detik kita. Kita
berlindung kepada Allah dari fitnahnya dunia dan segala perhiasannya. Semoga
kita diselamatkan dari tipu daya dan bisikan syaithon yang melalaikan kita dari
mengingat agungnya akherat.
Sesungguhnya
Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Kita sudah mengetahui maknanya. Lalu
kapankah kita mengamalkan?
Risalah
ini hanya sekadar mengingatkanmu sahabatku, sesungguhnya ilmu yang kita
pelajari di kampus bermanfaat. Tidak ada yang melarang kita untuk
mempelajarinya, bahkan sangat dianjurkan demi kemaslahatan umat Islam. Apalagi
jika kita belajar untuk birul waliddain, tentu pahalanya
akan lebih berlipat lagi. Tapi sekali lagi sahabatku, tentu engkau sudah mampu
mempertimbangkan manakah yang seharusnya lebih didahulukan, bahwa ilmu yang
kita pelajari hukumnya fardhu kifayah dan butuh ilmu yang fardhu ‘ain sebagai
landasannya. Sahabatku, engkau sudah dewasa dan engkaulah yang berhak menentukan
jalan yang akan engkau tempuh. Sahabatmu ini sekedar menyampaikan ilmu yang
sudah sampai padanya. Karena sahabatmu ini sangat menyayangimu karena Allah dan
berharap kelak bertemu denganmu di surgaNya dan masih bersamamu ketika menuai
ridho-Nya dan memandang wajah-Nya. Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dari sahabatmu…
Rudini
Adz-Dzikri Harun Ar-Rasyid Arya Mujahid